Kuala Tungkal (e-tivinews.id)-Sejak Selasa (04/06/24) hingga Sabtu (08/06/24) warga desa Tungkal 1 tampak antusias dalam mengikuti MTQ ke-31 dengan tema “Melalui Musabaqoh Tilawatil Quran kita gali potensi minat dan bakat generasi pecinta Al-Quran yang Cerdas Unggul Dan Berkarakter” di desanya, tepatnya di RT 04 Parit Lapis. Hal ini di karenakan festival keagamaan Islam kali ini merupakan acara yang sudah tidak dilaksanakan sejak 5 tahun terakhir.
Muhsin selaku ketua pelaksana menyebutkan bahwa festival religi ini melibatkan seluruh warga desa Tungkal 1 untuk berpartisipasi, baik sebagai peserta maupun panitia.
Sebelum acara inti di mulai terlebih dahulu dibuka oleh penampilan hadrah di setiap malamnya, yang mana anggota dari grup hadrah tersebut merupakan remaja Desa Tungkal 1 yang sudah terbentuk jauh sebelum festival keagamaan Islam ini diadakan.
Dalam acara MTQ ke-31 tingkat desa kali ini terdiri dari beberapa cabang lomba yang dikelompokkan menjadi 3 kalangan mulai dari anak-anak usia maksimal 14 tahun, remaja maksimal usia 23 tahun hingga dewasa usia maksimal 39 tahun.
Adapun cabang lomba di kalangan anak-anak meliputi Tilawatil Qur’an putra putri, Tartil Qur’an putra putri, dan Tahfiz Qur’an putra putri. Di kalangan remaja meliputi Tilawatil Qur’an putra putri, Tartil Qur’an putra putri, Berzanji Natsar dan Maulid Habsyi. Serta di kalangan dewasa Tilawatil Qur’an putra putri, Berzanji Natsar dan Maulid Habsyi.
Tidak hanya banyak cabang lomba Islami yang diadakan, acara keagamaan Islam kali ini juga mengadakan lelang.
“Acara lelang ini sudah diatur sedemikian rupa oleh panitia, di mana beberapa warga sudah di tunjuk untuk melelang hasil karya mereka di setiap malamnya. Kemudian keuntungan lelang dibagi kedua pihak yaitu pihak surau Al-Irsyad Parit Lapis dan pihak panitia.
Hasil yang diberikan kepada pihak panitia digunakan sebagai dana tambahan untuk lebih memeriahkan acara di malam selanjutnya”, Ujar Pak Muhsin.
Hal menarik selain diadakannya lelang para warga diberikan kesempatan untuk menjual barang dagangan di bazar acara tersebut. Hal ini membuat kalangan ibu -ibu berlomba-lomba membuat kue terbaik untuk dititipkan di bazar. Kemudian panitia bazar menjual dengan harga yang sedikit lebih tinggi untuk mendapatkan keuntungan. (Mhs)*